Selasa, 10 Februari 2015

Budaya Minahasa harus diajarkan dalam sekolah

Kebudayaan minahasa harus diajarkan dan dilestarikan sejak dini kepada setiap anak didik yang memiliki keturunan minahasa, demi mengembangkan kembali budaya minahasa yang saat ini sudah hampir ditinggalkan sebagian besar warga.
Hal tersebut diungkapkan oleh para budayawan minahasa saat melaksanakan pertemuan Tou minahasa yang digelar Selasa (10/2), bertempat diruang mapaluse kantor gubernur sulut. Hadir dalam pertemuan tersebut ketua DPRD Sulut Steven Kandow, Wabup Minahasa Ivan Sarundajang, Kepala biro organisasi Setda Prov. Sulut Jimmy Ringkuangan dan sejumlah tokoh budaya minahasa.
Budaya minahasa harus ada dalam bagian pelajaran muatan lokal dalam hal pengembangan dan pelestarian bahasa dan seni budaya, ini berguna untuk mengembangkan kembali budaya minahasa.
Tiga elemen dalam mempelajari budaya minahasa yakni mitos atau mitologi tentang cerita rakyat, regeresan atau upacara dan adat. Kebudayaan ini perlu dipelajari guna menggali kembali jati diri, nilai kultural dan kearifan lokal minahasa. Selain itu juga ada beberapa wawasan filosofis nilai budaya minahasa yakni kerja  waktu, alam, hidup dan manusia.
Dengan mempelajari budaya minahasa, warga ketrunan minahasa bisa menambah wawasan moral etik sikap terhadap sesama  kesadaran melayani sesama, dan mapalus.

Juju: Industri Musik Indonesia Akan Berjaya







Direktur Pengembangan Seni Pertunjukan dan Industri Musik Kementerian Pariwisata RI  Juju Masunah  M.Hum,PhD merasa optimis  bahwa Indonesia, dengan kekayaan warisan budaya dan keragaman musiknya, serta didukung dengan regulasi yang tepat maka industry musik Indonesia akan Berjaya. Optimisme tersebut disampaikan Juju pada pembukaan dialog industri musik dalam rangka menyongsong Hari Musik Nasional (HMN) 2015 yang di gelar di Taman Budaya Manado, Selasa (10/2)kemarin.
Menurut Juju, optimisme ini bukan tanpa alasan yang tepat, sebab dari data Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (Asiri) mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan menguasai sebesar 85 persen pasar dalam negeri dengan kecenderungan meningkat setiap tahun, katanya.
Sedangkan dampak langsungnya Juju menyebtukan, insan musik Indonesia telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pariwisata nasional, seperti melalui penyelenggaraan festival musik yang akan menjadi salah satu daya tarik bagi industri pariwisata. Misalnya pada Tahun 2014  java jazz berhasil menciptakan citra positif di luar negeri, jumlah pengunjung sekitar 120.000 dan sekitar 5 persen pengunjung berasal dari luar negeri dan 70 persen dari luar jabodetabek, tandas Juju.
Kadis Budpar Sulut Ir. Happy TR Korah MSi mengungkapkan bahwa Sulut merupakan surganya Paduan suara yang  saat ini terus berkembang baik dikalangan gereja, perguruan tinggi serta organisasi lainnya, begitu pula dengan musik bambu dan kolintang yang merupakan musik tradisional asal Sulawesi utara, terus memberikan kontribusi untuk sektor pariwisata di daerah ini. Bahkan Korah menambahkan, saat ini musik kolintang telah diusulkan ke Unesco untuk nendapatkan hak paten, sebagai musik tradisonal asal Sulut.   
Sementara Kasubdit Pengembangan Seni pertunjukan Drs H Widodo MM mengatakan, kegiatan ini akan berlangsung di empat daerah yang dimulai dari Sulut. (Kabag humas Drs Jahja Rondonuwu MSi selaku jubir pemprov).