Senin, 24 April 2017

Gubernur Menjadi Pembicara Dalam Konferensi Misi Global.


Terselenggaranya Global Mission Conference semakin memampukan kita dalam kemajuan di setiap dimensi pembangunan gereja bangsa dan dunia.
Hal ini dikatakan gubernur  dalam acara konferensi misi global yang mengambil Tema "Torang Samua Ciptaan Tuhan " di Hotel Grand Kawanua International City ( GKIC ) Senin ( 24/04) kemarin.

Terima kasih kepada narasumber  yang hadir terlebih kepada World Council Of Churches dan delegasi dari Christian Conference in Asia serta delegasi dari luar negeri yang telah bekerjasama dengan pemerintah provinsi Sulawesi Utara dalam mensukseskan acara ini, kata  Gubernur.
"Kesadaran kita sebagai warga geraja bagaimana berperan dalam politik dan apa yang kita perbuat atau dilakukan untuk masyarakat  bukan apa yang didapat" harap gubernur

Lanjut Gubernur karakteristik indonesia sebagai negara adalah luas wilayahnya, negara kepulauan  dan kemajemukanya bagitu juga Sulut terdiri dari berbagai agama, suku, bahasa dan budaya untuk itu diperlukan suatu konsepsi , kemauan dan kemampuan yang kuat yang dapat menopang kebesaran dan kemajemukan itu.
Para pendiri bangsa berusaha menjawab tantangan tersebut dengan melahirkan sejumlah konsep kebangsaan dan kenegaraan yaitu Empat Pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik indonesia dan BhinekaTunggal, harus kita mantapkan demi harmonisasi kehidupan termasuk dalam implementasi kebijakan dan kerja pemerintah secara adil dan bersama untuk menjaga kerukunan dan kesejahteraan bersama, tutup gubernur
Dalam acara tersebut gubernur membagikan buku yang ditulisnya  kepada seluruh peserta dengan  judul politik sebagai sarana keselamatan.
Narasumber dalam acara tersebut, Drs Theo Sambuaga, Prof Dr Gayus Lumbuun SH, MH , Saut Situmorang dan  Prof Dr Sri Adiningsih.
Turut Hadir Wakil.Gubernur Sulut Steven O.E Kandouw, Sekprov Sulut Edwin Silangen dan Pejabat Eselon 2 dilingkup Pemprov Sulut
(Humas Pemprov Sulut)



Gubernur Membuka Saresehan Forum Diskusi Antar Umat Beragama , Karena Torang Samua Ciptaan Tuhan.


Peringatan Isra Miraj 1438 Hijriyah yang diselenggarakan Pengurus Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Provinsi Sulut yang juga merupakan rangkaian kegiatan dari Pekan Kerukunan Nasional 2017 yang menghadirkan Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof. Din Syamsuddin, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey SE, Wakil Gubernur, Drs Steven Kandouw, Ketua TP PKK Sulut, Ir Rita Dondokambey-Tamuntuan, Wakil Ketua TP PKK, dr Kartika Devi Kandouw-Tanos, Sekprov Sulut, Edwin Silangen MSi, Ketua Dharma Wanita Provinsi Sulut, Ivone Silangen Lombok, dan Ketua DPRD Provinsi Sulut, Andrei Angouw, bertempat di Hotel Arya Duta Manado, Senin (24/04) kemarin.

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey SE dalam sambutan sekaligus membuka sarasehan Forum Diskusi Antar Umat Beragama, berharap semoga kegiatan dimaksud membawa hikmah dalam membawa kerukunan di Indonesia terutama khsusnya di provinsi Sulawesi Utara.

"Saya ucapkan selamat memperingati Isra' Miraj bagi seluruh umat muslim. Seperti diketahui sejarah Sulawesi Utara sangat itu panjang, semenjak dari hadirnya pangeran di Ponegoro, Kyai Mojo hingga Imam Bonjol hadir di tanah Sulawesi Utara hingga Minahasa dengan adanya keaneka raganman ini sudah lama kita rasakan. Dimana hal-hal kerukunan menjadi landasaan di Sulawesu Utara, terlebih dengan salah satu putra terbaik yang kita miliki dahulu yakni, DR. Sam Ratulangi ini semakin kokoh dalam memberi rasa kerukunan di Sulawesi Utara," kata Gubernur.

Lanjut Gubernur Olly, bagaimana kebersamaan dan persamaan bagi agama, tapi bagaimana iman kita adalah penentu bagi penyelamataan kita. Dimana menjadi momentum intropeksi terhadap kualitas iman masing-masing agar menangkal berbagai dampak negatif dari perkembangan jaman. 

"Hal-hal yang harus dilakukan hidup berdamai dengan Tuhan, diri kita dan lingkungan sehingga kita dapat merasakan hal-hal makna dari 'Torang Samua Ciptaan Tuhan," tutup Gubernur

Sebelumnya dalam hikmah Isra' Miraj yang disampaikan Din Syamsuddin bahwa pada intinya Isra' Miraj merupakan perjalanan spritual dari Nabi Muhammad SAW antara Makkah dan Aqsah, mengandung arti seorang manusia senantiasa bersujud atau manusia dalam proses persujudannya untuk mencapai tingkat tertinggi.

"Al hormah atau menghormati (dalam bahasa Indonesia). Itulah dalam proses melakukan perjalanan terjauh ini berjalan secara intens. Maka, inilah perjalanan Miraj Nabi Muhammad SAW sedekat-dekatnya dengan Allah SWT," terang Din dalam kegiatan yang betema 'Berbeda Itu Niscaya, Bersatu Itu Upaya Bangun Bersamaan Untuk Sulut Hebat'.

Jelasnya lagi, dalam memaknai peristiwa persujudan dan sedekat-dekatnya dengaan Tuhan, pada esensinya, melakukan ibadah Tahabud transformasinya diri untuk juga bertoleransi.

"Bagi muslim itu tidak hanya sekedar sholat tapi tidak menyantun. Sesungguhnya keragamaan yang baik itu adalah kehanifan yang terbuka (berlapang dada/jangan menyalahkan apalagi mengkafirkan,red) yang pada intinya bertoleransi. Tidak ada konflik agama, namun yang ada adalah konfilk faktor-faktor non agama. Akhir kata bahwa kerukunan di Sulut memang hebats (pakai huruf S) dibelakangnya yang artinya hebatnya banyak sekali,ini gubernur baru ini baru gubernur ", tandas Din yang merupakan salah satu tokoh agama dan juga mantan Pimpinan Muhammadiyah itu.

.

Adapun usai sambutan, melalui Gubernur telah menyerahkan uang sebesar Rp47,625 Juta sebagai zakat kepada 15 orang kaum Duafa dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sulut yang di Ketuai H. Abid Takalamingan dan didampingi Ketua PHBI Sulut, H Syahrul Poli, kemudian dilanjutkan dengan penandatanganaan MoU antara PHBI Sulut dan Basnaz Provinsi Sulut, dimana Basnaz sendiri sudah dibentuk dan di SK-kan melalui Gubernur Sulut. Hadir pula sejumlah tokoh agama yang ada di Sulut, para undangan para anggota Majelis Ta'lim serta para pejabat Eselon II Provinsi Sulut.